Saya salut dengan siswa/i sekarang, mereka berani mempertanyakan NILAI mereka sendiri. bahkan ada yang merasa tidak adil. dengan penilaian dari para guru, terhadap mereka. karena merasa diri mendapat nilai rendah, sedangkan teman mendapatkan NILAI tinggi. ada yang bertanya MENGAPA ADA PERBEDAAN nilai? pertanyaan clasic sebenarnya, yang mereka sendiri sebenarnya tahu jawaban itu...sebetulnya tidak perlu dipertanyakan. Dulu waktu kami duduk di bangku sekolah, rasanya tidak berani sama sekali mempertanyakan NILAI kami, apa yang diberikan oleh guru, itulah yang kami terima. Disuruh remedial/perbaikan pun, menurut saja. Tidak perlu bertanya itu ini. Sekarang siswa/i sudah mulai kreatif dan fikiran mereka mulai terbuka...perlu diacungi jempol. Namun demikian, kita jarang berfikir dan bertanya pada diri sendiri, sudah seberapa banyak ILMU yang kita serap dari Guru kita. Sungguh ironi memang, bisa saja nilai 80 didalam raport, atau ulangan apapun bentuknya, namun ILMU yang ada dalam dadanya 0 (nol) alias kosong. pengetahuan dalam otaknya hanya secuil. apalagi kalau mendapatkan nilai tinggi dari hasil MENYONTEK. Sama sekali tidak ada gunanya dan tak akan pernah di berkahi oleh Alloh swt. Menuntut ilmu bukan sekedar mengejar NILAI, tapi bagaimana kita mencari KEBERKAHAN TERHADAP ILMU yang kita TUNTUT itu, sehingga sangat bermanfaat bagi masa depan kita nantinya. apalah artinya sebuah nilai tinggi tapi kemampuan sama sekali NOL. inilah sebetulnya yang harus kita koreksi. Pendidikan, sekolah atau menuntut Ilmu bukan sekedar mengejar NILAI, tapi bagaimana merubah karakter seseorang bisa menjadi lebih baik dan bernilai dimata masyarakat.
(Anonim)
(Anonim)
Comments